Jumat, 17 Mei 2013




DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang............................................................................................................. 1
1.2  Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.3  Rumusan masalah........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perdarahan tali pusat................................................................................. 3
2.2 Penyebab terjadinya perdarahan tali pusat.................................................................. 3
2.4 Tanda dan gejalaperdarahan tali pusat........................................................................ 5
2.5 Penatalaksanaan berdasarkan faktor penyebab........................................................... 5
2.6 Penatalaksaan secara umum........................................................................................ 7

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9
3.2 Saran............................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA


KATA PENGANTAR

  Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kita berada dalam keadaan sehat walafiat dan mendapat kesempatan untuk menyusun makalah yang berjudul tentang “Perdarahan Tali Pusat” untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Neo.
Ucapan terima kasih kami  sampaikan  kepada  dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan kepada kami  sehingga makalah ini dapat terselesaikan, ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan motivasi dan dorongan dalam pembuatan makalah ini.
         Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki berbagai kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi seluruh mahasiswa kebidanan.

                                                                                   
Yogyakarta, 17  April 2013

                                                                    Penyusun



                                                                            BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik.Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai usia 4 minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Pada saat adaptasi tersebut terjadi gangguan-gangguan yang berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara menjaga kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar, pencegahan infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Pusdiknakes, 2003). Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir.
Salah satu masalah yang sering terjadi pada bayi dan cukup berbahaya adalah perdarahan tali pusat. Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan perdarahan tali pusat?
2.      Apakah yang menyebabkan terjadinya perdarahan tali pusat?
3.       Bagaimanakah gejala yang timbul jika terjadi perdarahan tali pusat tersebut?
4.       Bagaimanakah penatalaksanaan perdarahan tali pusat tersebut?

1.3 Tujuan
1.      untuk mengetahui tentang perdarahan tali pusat
2.      untuk mengetahui  penyebab perdarahan tali pusat
3.      untuk memahami dan mengerti gejala perdarahan tali pusat
4.      untuk memahami dan mengetahui penatalaksanaan yang tepat tentang masalah perdarahan tali pusat


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Perdarahan Tali Pusat
            Perdarahan Tali Pusat (  Umbilical Hemoraghia ) adalah Perdarahan yang terjadi pada tali pusat neonatus, terjadi pada 0-48 jam post partumPerdarahan tali pusat yaitu adanya cairan yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Tetapi merupakan hal yang normal apabila pendarahan yang terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang sedikit. Dimana, pendarahan tidak melebihi luasan uang logam dan akan berhenti melalui penekanan yang halus selama 5 menit.
            Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit pada bayi.

2.2  Penyebab Terjadinya Perdarahan Tali Pusat
1.      Robekan umbilikus normal
Robekan umbilikus normal biasanya terjadi karena:
a.    Partus precipitatus.
b.   Adanya trauma atau lilitan tali pusat.
c.    Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalinan
d.   Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau placenta sewaktu sectio secarea.

2.      Robekan umbilikus abnormal
Robekan umbilikus abnormal biasanya terjadi karena:
a.    Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom tersebut pecah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam placenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi dan dapat menimbulkan kematian pada bayi.
b.   Varises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila varises tersebut  pecah.
c.    Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi pelebaran pembuluh darah setempat saja karena salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisme pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.

     3. Robekan pembuluh darah abnormal
Pada  robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomik pembuluh darah seperti :
a.    Pembuluh darah aberan yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan
b.   Insersi velamentosa tali pusat, dimana pecahnya pembuluh darah terjadi pada tempat percabangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya dalam placenta tidak ada proteksi. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
c.    Placenta multilobularis, perdarahan terjadi pembuluh darah yang menghubungkan masing-masing lobus dengan jaringan placenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pecah.

      4. Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta
Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta dapat membahayakan bayi. Pada kasus placenta previa cenderung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abruptio placenta lebih sering mengakibatkan kematian intra uterin karena dapat terjadi anoreksia. Pengamatan pada placenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan pada bayi baru lahir, pada bayi baru lahir dengan kelainan placenta atau dengan sectio secarea apabila diperlukan dapat dilakukan
pemeriksaan hemoglobin secara berkala.

2.3  Tanda dan Gejala
a.      keluar darah secara tiba-tiba
b.      nadi pada umbilkus lemah atau tidak teraba
c.       takikardi, pernafasan lemah, dangakal dan tidak teratur, pucat, reaksi terhadap rangsangan kurang
d.      kesaran bayi menurun
e.       bagian akral tubuh berwarna kebiruan
f.       Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel  
pada tali pusat.
g.      Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.
h.       Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna
            kuning, hijau, atau darah.
i.      Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.

2.4  Pentalaksanaan Berdasarkan Penyebab Terjadinya Perdarahan Tali Pusat
1.      Robekan umbilikus normal
a.    Jika perdarahan tidak berhenti setelah 15-20 menit maka tali pusat harus segera dilakukan beberapa jahitan pada luka bekas pemotongan tersebut
b.    Bersihkan dan keringkan daerah pemotongan tali pusat dengan kassa sterill tanpa di bungkus
c.    Biarkan tali pusat bayi tetap terbuka
d.   Tidak memberikan larutan antiseptik



2.       Robekan umbilikus abnormal
a.       Perdarahan Robekan umbilikus harus segera dijahit
b.      Segera lakukan rujukan untuk mengetahui apakah ada kelainan lain seperti kelainan anatomik pembuluh darah sehingga dapat segera dilakukan tindakan oleh dokter atau rumah sakit

3.      Robekan pembuluh darah abnormal
a. Kaji daerah atau lokasi robekan pembuluh darah umbilikus              
b. Jaga kebersihan dan keringkan tali pusat
c. Robekan pebuluh darah harus segera dilakukan penjahitan
d. Segera lakukan rujukan untuk  mengetahui apakahada kelainan lain seperti kelainan anatomi pembuluh darah sehingga dilakukan tindakan oleh doker atau rumah sakit

4.      Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta
a.    Hentikan perdarahan
b.    Berikan vitamin k1 mg dosis tunggaloral 3x2 mg jika bayi berumur 3-7 hari dan 1-2 bulan:
1.    Pemberian vit K 1 mg, IM ( bayi aterem)
2.    Pemberian vit K 5 mg, IM (bayi preterm)
3.    Transfusi plasma, jika perdarahan hebat
4.    Mencegah bayi sianosis, diberikan O2 sebanyak  1-2 liter/menit
d. Jika perdarahan tidak berhenti  dalam waktu 3 jam atasi sepsis 
e. bidan harus segera merujukBahkan rujukan lebih baik segera dilakukan jika kelainan tersebut sudah diketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat dilakukan tindakan sesegera mungkin untuk membuat peluang bayi lahir hidup lebih besar.




2.5 Penatalaksanaan Perdarahan Tali Pusat secara umum
1.      Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan perdarahan dan infeksi pada tali pusat.
a.    Vitamin K secara IM 1 mg dosis tunggal, oral 3x2 mg jika bayi berumur 3-7 hari dan 1-2 bulan.
b.    Pertolongan persalinan tepat, bersih dan aman.
c.    Pengikatan talipusat secara tepat dan kuat.
d.   Evaluasi keadaan BBL secara ketat setiap 4-8 jam pada 48 jam pertama post partum.
e.    Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat.
f.     Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
g.    Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud yang dapat dibeli di apotek.
h.    Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh.
i.      Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan    terlepas, dimana seharusnya tali pusat akan terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
j.      Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.

2.      Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a.    Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b.    Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c.    Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d.   Bayi menderita demam.
e.    Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f.       Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g.    Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h.    Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi
     ukuran luasan uang logam.
i.   Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdarahan tali pusat merupakan suatu masalah yang lazim terjadi pada bayi yang ditandai dengan adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu robekan umbilikus, robekan pembuluh darah, maupun anemia pada bayi baru lahir akibat kelainan plasenta. Dapat ditangani dengan tindakan pencegahan infeksi, dan apabila terjadi gejala infeksi pada bayi, segera lakukan rujukan.

3.2  Saran
Dalam hal ini tenaga kesehatan terutama bidan harus bisa dan mengerti tentang asuhan kebidanan apa saja yang harus diberikan pada bayi baru lahir. Hendaknya kita selalu menjaga kebersihan dan kelembaban tali pusat. Karena jika tidak dirawat dengan baik, dapat menyebabkan infeksi pada bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir dalam 1 jam pertama harus diberikan vitamin K1 1 mg dosis tunggal secara IM atau vitamin K1 2 mg  secara oral sebanyak 3 kali guna mencegah terjadinya pedarahan tali pusat ataupun perdarahan intracranial dan  memilih yang aman untuk mengikat tali pusat serta pengikatan tali pusat harus tepat dan kuat.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik.Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai usia 4 minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Pada saat adaptasi tersebut terjadi gangguan-gangguan yang berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara menjaga kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar, pencegahan infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Pusdiknakes, 2003). Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir.
Salah satu masalah yang sering terjadi pada bayi dan cukup berbahaya adalah perdarahan tali pusat. Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan perdarahan tali pusat?
2.      Apakah yang menyebabkan terjadinya perdarahan tali pusat?
3.       Bagaimanakah gejala yang timbul jika terjadi perdarahan tali pusat tersebut?
4.       Bagaimanakah penatalaksanaan perdarahan tali pusat tersebut?

1.3 Tujuan
1.      untuk mengetahui tentang perdarahan tali pusat
2.      untuk mengetahui  penyebab perdarahan tali pusat
3.      untuk memahami dan mengerti gejala perdarahan tali pusat
4.      untuk memahami dan mengetahui penatalaksanaan yang tepat tentang masalah perdarahan tali pusat


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Perdarahan Tali Pusat
            Perdarahan Tali Pusat (  Umbilical Hemoraghia ) adalah Perdarahan yang terjadi pada tali pusat neonatus, terjadi pada 0-48 jam post partumPerdarahan tali pusat yaitu adanya cairan yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Tetapi merupakan hal yang normal apabila pendarahan yang terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang sedikit. Dimana, pendarahan tidak melebihi luasan uang logam dan akan berhenti melalui penekanan yang halus selama 5 menit.
            Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit pada bayi.

2.2  Penyebab Terjadinya Perdarahan Tali Pusat
1.      Robekan umbilikus normal
Robekan umbilikus normal biasanya terjadi karena:
a.    Partus precipitatus.
b.   Adanya trauma atau lilitan tali pusat.
c.    Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalinan
d.   Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau placenta sewaktu sectio secarea.

2.      Robekan umbilikus abnormal
Robekan umbilikus abnormal biasanya terjadi karena:
a.    Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom tersebut pecah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam placenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi dan dapat menimbulkan kematian pada bayi.
b.   Varises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila varises tersebut  pecah.
c.    Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi pelebaran pembuluh darah setempat saja karena salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisme pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.

     3. Robekan pembuluh darah abnormal
Pada  robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomik pembuluh darah seperti :
a.    Pembuluh darah aberan yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan
b.   Insersi velamentosa tali pusat, dimana pecahnya pembuluh darah terjadi pada tempat percabangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya dalam placenta tidak ada proteksi. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
c.    Placenta multilobularis, perdarahan terjadi pembuluh darah yang menghubungkan masing-masing lobus dengan jaringan placenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pecah.

      4. Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta
Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta dapat membahayakan bayi. Pada kasus placenta previa cenderung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abruptio placenta lebih sering mengakibatkan kematian intra uterin karena dapat terjadi anoreksia. Pengamatan pada placenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan pada bayi baru lahir, pada bayi baru lahir dengan kelainan placenta atau dengan sectio secarea apabila diperlukan dapat dilakukan
pemeriksaan hemoglobin secara berkala.

2.3  Tanda dan Gejala
a.      keluar darah secara tiba-tiba
b.      nadi pada umbilkus lemah atau tidak teraba
c.       takikardi, pernafasan lemah, dangakal dan tidak teratur, pucat, reaksi terhadap rangsangan kurang
d.      kesaran bayi menurun
e.       bagian akral tubuh berwarna kebiruan
f.       Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel  
pada tali pusat.
g.      Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.
h.       Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna
            kuning, hijau, atau darah.
i.      Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.

2.4  Pentalaksanaan Berdasarkan Penyebab Terjadinya Perdarahan Tali Pusat
1.      Robekan umbilikus normal
a.    Jika perdarahan tidak berhenti setelah 15-20 menit maka tali pusat harus segera dilakukan beberapa jahitan pada luka bekas pemotongan tersebut
b.    Bersihkan dan keringkan daerah pemotongan tali pusat dengan kassa sterill tanpa di bungkus
c.    Biarkan tali pusat bayi tetap terbuka
d.   Tidak memberikan larutan antiseptik



2.       Robekan umbilikus abnormal
a.       Perdarahan Robekan umbilikus harus segera dijahit
b.      Segera lakukan rujukan untuk mengetahui apakah ada kelainan lain seperti kelainan anatomik pembuluh darah sehingga dapat segera dilakukan tindakan oleh dokter atau rumah sakit

3.      Robekan pembuluh darah abnormal
a. Kaji daerah atau lokasi robekan pembuluh darah umbilikus              
b. Jaga kebersihan dan keringkan tali pusat
c. Robekan pebuluh darah harus segera dilakukan penjahitan
d. Segera lakukan rujukan untuk  mengetahui apakahada kelainan lain seperti kelainan anatomi pembuluh darah sehingga dilakukan tindakan oleh doker atau rumah sakit

4.      Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta
a.    Hentikan perdarahan
b.    Berikan vitamin k1 mg dosis tunggaloral 3x2 mg jika bayi berumur 3-7 hari dan 1-2 bulan:
1.    Pemberian vit K 1 mg, IM ( bayi aterem)
2.    Pemberian vit K 5 mg, IM (bayi preterm)
3.    Transfusi plasma, jika perdarahan hebat
4.    Mencegah bayi sianosis, diberikan O2 sebanyak  1-2 liter/menit
d. Jika perdarahan tidak berhenti  dalam waktu 3 jam atasi sepsis 
e. bidan harus segera merujukBahkan rujukan lebih baik segera dilakukan jika kelainan tersebut sudah diketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat dilakukan tindakan sesegera mungkin untuk membuat peluang bayi lahir hidup lebih besar.




2.5 Penatalaksanaan Perdarahan Tali Pusat secara umum
1.      Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan perdarahan dan infeksi pada tali pusat.
a.    Vitamin K secara IM 1 mg dosis tunggal, oral 3x2 mg jika bayi berumur 3-7 hari dan 1-2 bulan.
b.    Pertolongan persalinan tepat, bersih dan aman.
c.    Pengikatan talipusat secara tepat dan kuat.
d.   Evaluasi keadaan BBL secara ketat setiap 4-8 jam pada 48 jam pertama post partum.
e.    Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat.
f.     Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
g.    Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud yang dapat dibeli di apotek.
h.    Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh.
i.      Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan    terlepas, dimana seharusnya tali pusat akan terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
j.      Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.

2.      Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a.    Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b.    Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c.    Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d.   Bayi menderita demam.
e.    Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f.       Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g.    Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h.    Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi
     ukuran luasan uang logam.
i.   Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdarahan tali pusat merupakan suatu masalah yang lazim terjadi pada bayi yang ditandai dengan adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu robekan umbilikus, robekan pembuluh darah, maupun anemia pada bayi baru lahir akibat kelainan plasenta. Dapat ditangani dengan tindakan pencegahan infeksi, dan apabila terjadi gejala infeksi pada bayi, segera lakukan rujukan.

3.2  Saran
Dalam hal ini tenaga kesehatan terutama bidan harus bisa dan mengerti tentang asuhan kebidanan apa saja yang harus diberikan pada bayi baru lahir. Hendaknya kita selalu menjaga kebersihan dan kelembaban tali pusat. Karena jika tidak dirawat dengan baik, dapat menyebabkan infeksi pada bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir dalam 1 jam pertama harus diberikan vitamin K1 1 mg dosis tunggal secara IM atau vitamin K1 2 mg  secara oral sebanyak 3 kali guna mencegah terjadinya pedarahan tali pusat ataupun perdarahan intracranial dan  memilih yang aman untuk mengikat tali pusat serta pengikatan tali pusat harus tepat dan kuat.
 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik.Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai usia 4 minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Pada saat adaptasi tersebut terjadi gangguan-gangguan yang berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara menjaga kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar, pencegahan infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Pusdiknakes, 2003). Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir.
Salah satu masalah yang sering terjadi pada bayi dan cukup berbahaya adalah perdarahan tali pusat. Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan perdarahan tali pusat?
2.      Apakah yang menyebabkan terjadinya perdarahan tali pusat?
3.       Bagaimanakah gejala yang timbul jika terjadi perdarahan tali pusat tersebut?
4.       Bagaimanakah penatalaksanaan perdarahan tali pusat tersebut?

1.3 Tujuan
1.      untuk mengetahui tentang perdarahan tali pusat
2.      untuk mengetahui  penyebab perdarahan tali pusat
3.      untuk memahami dan mengerti gejala perdarahan tali pusat
4.      untuk memahami dan mengetahui penatalaksanaan yang tepat tentang masalah perdarahan tali pusat


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Perdarahan Tali Pusat
            Perdarahan Tali Pusat (  Umbilical Hemoraghia ) adalah Perdarahan yang terjadi pada tali pusat neonatus, terjadi pada 0-48 jam post partumPerdarahan tali pusat yaitu adanya cairan yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Tetapi merupakan hal yang normal apabila pendarahan yang terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang sedikit. Dimana, pendarahan tidak melebihi luasan uang logam dan akan berhenti melalui penekanan yang halus selama 5 menit.
            Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit pada bayi.

2.2  Penyebab Terjadinya Perdarahan Tali Pusat
1.      Robekan umbilikus normal
Robekan umbilikus normal biasanya terjadi karena:
a.    Partus precipitatus.
b.   Adanya trauma atau lilitan tali pusat.
c.    Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalinan
d.   Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau placenta sewaktu sectio secarea.

2.      Robekan umbilikus abnormal
Robekan umbilikus abnormal biasanya terjadi karena:
a.    Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom tersebut pecah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam placenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi dan dapat menimbulkan kematian pada bayi.
b.   Varises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila varises tersebut  pecah.
c.    Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi pelebaran pembuluh darah setempat saja karena salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisme pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.

     3. Robekan pembuluh darah abnormal
Pada  robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomik pembuluh darah seperti :
a.    Pembuluh darah aberan yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan
b.   Insersi velamentosa tali pusat, dimana pecahnya pembuluh darah terjadi pada tempat percabangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya dalam placenta tidak ada proteksi. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
c.    Placenta multilobularis, perdarahan terjadi pembuluh darah yang menghubungkan masing-masing lobus dengan jaringan placenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pecah.

      4. Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta
Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta dapat membahayakan bayi. Pada kasus placenta previa cenderung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abruptio placenta lebih sering mengakibatkan kematian intra uterin karena dapat terjadi anoreksia. Pengamatan pada placenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan pada bayi baru lahir, pada bayi baru lahir dengan kelainan placenta atau dengan sectio secarea apabila diperlukan dapat dilakukan
pemeriksaan hemoglobin secara berkala.

2.3  Tanda dan Gejala
a.      keluar darah secara tiba-tiba
b.      nadi pada umbilkus lemah atau tidak teraba
c.       takikardi, pernafasan lemah, dangakal dan tidak teratur, pucat, reaksi terhadap rangsangan kurang
d.      kesaran bayi menurun
e.       bagian akral tubuh berwarna kebiruan
f.       Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel  
pada tali pusat.
g.      Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.
h.       Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna
            kuning, hijau, atau darah.
i.      Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.

2.4  Pentalaksanaan Berdasarkan Penyebab Terjadinya Perdarahan Tali Pusat
1.      Robekan umbilikus normal
a.    Jika perdarahan tidak berhenti setelah 15-20 menit maka tali pusat harus segera dilakukan beberapa jahitan pada luka bekas pemotongan tersebut
b.    Bersihkan dan keringkan daerah pemotongan tali pusat dengan kassa sterill tanpa di bungkus
c.    Biarkan tali pusat bayi tetap terbuka
d.   Tidak memberikan larutan antiseptik



2.       Robekan umbilikus abnormal
a.       Perdarahan Robekan umbilikus harus segera dijahit
b.      Segera lakukan rujukan untuk mengetahui apakah ada kelainan lain seperti kelainan anatomik pembuluh darah sehingga dapat segera dilakukan tindakan oleh dokter atau rumah sakit

3.      Robekan pembuluh darah abnormal
a. Kaji daerah atau lokasi robekan pembuluh darah umbilikus              
b. Jaga kebersihan dan keringkan tali pusat
c. Robekan pebuluh darah harus segera dilakukan penjahitan
d. Segera lakukan rujukan untuk  mengetahui apakahada kelainan lain seperti kelainan anatomi pembuluh darah sehingga dilakukan tindakan oleh doker atau rumah sakit

4.      Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta
a.    Hentikan perdarahan
b.    Berikan vitamin k1 mg dosis tunggaloral 3x2 mg jika bayi berumur 3-7 hari dan 1-2 bulan:
1.    Pemberian vit K 1 mg, IM ( bayi aterem)
2.    Pemberian vit K 5 mg, IM (bayi preterm)
3.    Transfusi plasma, jika perdarahan hebat
4.    Mencegah bayi sianosis, diberikan O2 sebanyak  1-2 liter/menit
d. Jika perdarahan tidak berhenti  dalam waktu 3 jam atasi sepsis 
e. bidan harus segera merujukBahkan rujukan lebih baik segera dilakukan jika kelainan tersebut sudah diketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat dilakukan tindakan sesegera mungkin untuk membuat peluang bayi lahir hidup lebih besar.




2.5 Penatalaksanaan Perdarahan Tali Pusat secara umum
1.      Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan perdarahan dan infeksi pada tali pusat.
a.    Vitamin K secara IM 1 mg dosis tunggal, oral 3x2 mg jika bayi berumur 3-7 hari dan 1-2 bulan.
b.    Pertolongan persalinan tepat, bersih dan aman.
c.    Pengikatan talipusat secara tepat dan kuat.
d.   Evaluasi keadaan BBL secara ketat setiap 4-8 jam pada 48 jam pertama post partum.
e.    Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat.
f.     Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
g.    Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud yang dapat dibeli di apotek.
h.    Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh.
i.      Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan    terlepas, dimana seharusnya tali pusat akan terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
j.      Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.

2.      Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a.    Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b.    Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c.    Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d.   Bayi menderita demam.
e.    Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
f.       Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g.    Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
h.    Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi
     ukuran luasan uang logam.
i.   Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdarahan tali pusat merupakan suatu masalah yang lazim terjadi pada bayi yang ditandai dengan adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu robekan umbilikus, robekan pembuluh darah, maupun anemia pada bayi baru lahir akibat kelainan plasenta. Dapat ditangani dengan tindakan pencegahan infeksi, dan apabila terjadi gejala infeksi pada bayi, segera lakukan rujukan.

3.2  Saran
Dalam hal ini tenaga kesehatan terutama bidan harus bisa dan mengerti tentang asuhan kebidanan apa saja yang harus diberikan pada bayi baru lahir. Hendaknya kita selalu menjaga kebersihan dan kelembaban tali pusat. Karena jika tidak dirawat dengan baik, dapat menyebabkan infeksi pada bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir dalam 1 jam pertama harus diberikan vitamin K1 1 mg dosis tunggal secara IM atau vitamin K1 2 mg  secara oral sebanyak 3 kali guna mencegah terjadinya pedarahan tali pusat ataupun perdarahan intracranial dan  memilih yang aman untuk mengikat tali pusat serta pengikatan tali pusat harus tepat dan kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. 2008. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI). menegpp.go.id..Diunduh 14 maret  2013. 10:57 PM

Errol, N. 2008. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Irmansyah, F. Perdarahan Post Partum dan Syok. freeppts.net/get.php?fid=35879  diunduh 14 maret  2013. 03:05 AM

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Pusdiknakes, 2003, Asuhan Bayi Baru Lahir, Depkes RI, JHIPIEGO, Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono.2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Http://Honey72.wordpress.com/2013/03/14perdarahan-tali-pusat-neonatus




Tidak ada komentar:

Posting Komentar