Rabu, 08 Mei 2013

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ( Sistem Informasi Kesehatan/ SIK )



                                                KATA PENGANTAR

          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat walafiat dan mendapat kesempatan untuk menyusun makalah yang bertema tentang “Administrasi Kebijakan Kesehatan” sub pokok pembahasan “sistem informasi kesehatan dan manajemen data kesehata” untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.
          Ucapan terima kasih kami  sampaikan  kepada  dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan kepada kami  sehingga makalah ini dapat terselesaikan, ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan motivasi dan dorongan dalam pembuatan makalah ini.
         Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki berbagai kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi seluruh mahasiswa kebidanan.

                                                                            Yogyakarta 08 mei 2013
                                                                                    
                                                                                           penyusun 

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah sakit. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.
Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi. Jalur ini merupakan jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif dengan konsumen. Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet.
Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan manajemen database dengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.
B.     Rumusan masalah
1.       Apa pengertian system informasi kesehatan?
2.       Bagaimana system informasi di masa depan?
3.       Apa tujuan utama system informasi kesehatan?
4.       Aspa manfaat system informasi kesehatan?
5.       Apa Peranan system informasi kesehatan?
6.       Ruang lingkup sistem informasi kesehatan?
7.       Bagaiman konsep pengembangan system informasi kesehatan?
8.       Bagaimana aplikaksi sistem informasi kesehatan pada system informasi rumah sakit?
9.       Apa pengertian manajemen data kesehatan?
10.  Apa tujuan utama dari manajemen data kesehatan?
11.  Apa fungsi manajemen data kesehatan?
12.  Ruang lingkup manajemen data kesehatan?
13.  Bagaimana kegiatan manajemen  data dalam manajemen data kesehatan?

C.     Tujuan
1.        Untuk mengetahui apa pengertian sistem informasi kesehatan
2.        Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi kesehatan di masa depan
3.       Untuk mengetahui tujuan utama sistem informasi kesehatan
4.       Untuk menegetahui manfaat sistem informasi kesehatan
5.       Untuk mengetahui peranan sistem informasi kesehatan
6.       Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan
7.       Untuk mengetahui konsep pengembangan sistem informasi kesehatan
8.       Untuk mengetahui aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit
9.       Untuk mengetahui manajemen data kesehatan
10.  Untuk menegetahui tujuan dari manajemen data kesehatan
11.  Untuk mengetahui fungsi manajemen data kesehatan
12.  Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen data kesehatan
13.  Untuk mengetahui manajemen data dalam kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
A.Pengertian manajemen sistem informasi kesehatan
      Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.Suatu sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses serta kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi. Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan, dan pengeluaran informasi.

B. Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.   Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
b.  Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan).
c.   Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
d.  Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
e.   Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim ke bank data nasional (data warehouse).
f.    Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit pelayanan terdepan.
g.   Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
h.  Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda Generik.
i.     Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
j.     Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

C.Tujuan utama sistem informasi manajemen umumnya mencakup bidang manajemen :
a.   Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM = Human Resource Management)
b.  Manajemen   Produksi
c.   Manajemen   Keuangan

D.Manfaat Sistem Informasi Kesehatan 
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut : 
1.     Mendukung manajemen kesehatan 
2.     Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan 
3.      Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas 
4.     Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based decision) 
5.      Mengalokasikan sumber daya secara optimal 
6.      Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi 
7.      Membantu penilaian transparansi 

E. Peranan system informasi kesehatan
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1.     Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2.     Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
3.     Health worksforce (tenaga medis)
4.     Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
5.     Health information system (sistem informasi kesehatan)
6.     Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
    Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian    dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi      kesehatan. Sub     sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan     subsistem yang mengelola fungsi-    fungsi kebijakan kesehatan, administrasi         kesehatan, informasi kesehatan dan hokum     kesehatan yang memadai dan        mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan     nasional agar berhasil          guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6     subsistem lain di        dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem        Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:
1.     Upaya kesehatan
2.     Penelitian dan pengembangan kesehatan
3.     Pembiayaan kesehatan
4.     Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
5.     Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6.     Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7.     Pemberdayaan masyarakat
    Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat      menghasilkan     hal-hal sebagai berikut :
1.     Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
2.     Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain.
3.     Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4.     Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
5.     Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.
6.     Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders.
7.     Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
8.     Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9.     Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10.                        Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11.                        Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
F.  Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan
      Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:
1.     Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian          maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi         pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2.     Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak,           obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam        laporan rekam medis pasien.
3.     Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter,        hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4.     Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG,           USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5.     Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung     maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat     transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6.     Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.

Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporanlaporan mengenai:
1.     Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2.     Penerimaan kasir secara periodik,
3.     Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien
4.     Rekam medis pasien,
5.     Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan (RL1),
6.     Data morbiditas pasien rawat inap (RL2a),
7.      Data morbiditas pasien rawat jalan (RL2b),
8.     Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik,
9.     Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik,
10.                        Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1),
11.                        Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.
12.                        Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1),

G.Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
      ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
1.     Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).
2.     Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3.     Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup system
Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:
a.   Perkembangan organisasi semakin cepat
b.  Perkembangan teknologi informasi
4.     Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu sendiri.
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
5.     Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu system informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.
6.     Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik).
Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya  mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu. Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain system informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem.
7.     Informasi telah menjadi aset organisasi.
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan informasi tersebut:
a.   Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja
b.  Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan
c.   Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun global.
8.      Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah dipahami.
Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam penjabaran sering digunakan istilah Sistem, Subsistem, Modul, Submodul, Aplikasi.

H.Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah Sakit
1.     Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit
Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit tersebut. Rumah sakit di Indonesia, berdasarkan kepemilikannya dibagi menjadi 2, sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Pemerintah, yang dikelola oleh:
1) Departemen Kesehatan,
2) Departemen Dalam Negeri,
3) TNI,
4) BUMN.
2.     Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran pengembangan SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a.   SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b.  SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c.   SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
d.  SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.
e.   SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f.    Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif singkat.
g.   SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h.  Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i.     SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
j.     SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
k.  Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
a)  Memiliki aspek pengawasan terpadu
b)  Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
c)   Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
d)  Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.
e)   Terjaminnya konsistensi data.
f)    Orientasi ke masa depan.
g)  Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai
          Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:
a.     Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS,
b.     Penyusunan Rancangan Global SIRS
c.      Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS,
d.     Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik,
e.      Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat keras maupun perangkat lunak pendukung.
f.       Operasionalisasi dan Pemantapan.
Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah rumah sakit dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang terpadu memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya, namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari system yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit belum menganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi. Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban biaya untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah selayaknya masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan oleh rumah sakit itu. Perlu disadari sepenuhnya, bahwa penggunaan teknologi informasi dapat menyebabkan ketergantungan, dalam arti sekali mengimplementasikan dan mengoperasionalkan SIRS, maka rumah sakit tersebut selamanya terpaksa harus menggunakan teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena perubahan dari sistem yang terotomasi menjadi sistem manual merupakan kejadian yang sangat tidak menguntungkan bagi rumah sakit tersebut.
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
A.Pengertian manajemen data kesehatan
      Pengertian manajemen data kesehatan  menurut DAMA (Demand Assigned Multiple Access) adalah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik, dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau rumah sakit.

B. Tujan dari manajemen data kesehatan
1.  Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu.
2.  Mengembangkan dan mempertahankan satu sistem yang efisien untuk membuat, menyimpan, memanfaatkan, memelihara dan menempatkan informasi firma.
3.  Melindungi kepentingan informasi firma, dan mendesain dan mengontrol standar yang efektif dan metode evaluasi periodik berkaitan dengan manajemen data, prosedur
4.  Membantu mendidik pegawai perusahaan atau rumah sakit dengan metode yang paling efektif untuk mengontrol dan mengolah data perusahaan.

C.Fungsi manajemen data
1.  Sebagai planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk pencapaiannya.
2.            Sebagai organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
3.  Sebagai Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating) atau fungsi penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
4.  Sebagai controlling (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

D.Ruang lingkup manajemen data kesehatan
1.      manajemen personalia (mengurusi SDM)
2.      manajemen keuangan
3.      manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)
4.     manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (mengurusi pelayanan kesehatan )

E. Kegiatan Manajemen Data dalam kesehatan
1.  Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dikumpulkan dan dicatat dalam suatu formulir yang disebut dokumen sumber yang berfungsi sebagai input bagi system.
2.  Integritas dan Pengujian
Data tersebut diperiksa untuk meyakinkan konsistensi dan akurasinya berdasarkan suatu peraturan dan kendala yang telah ditentukan sebelumnya.
3.  Penyimpanan
Data baru ditambahkan, data yang ada diubah, dan data yang tidak lagi diperlukan dihapus agar sumberdaya data (berkas) tetap mutakhir.
4.  Pemeliharaan
Data baru ditambahkan, data yang ada diubah, dan data yang tidak lagi diperlukan dihapus agar sumberdaya data (berkas) tetap mutakhir.
5.  Keamanan
Data dijaga untuk mencegah penghancuran, kerusakan atau penyalahgunaan.
6.  Organisasi
Data disusun sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
7.  Pengambilan
Data tersedia bagi pemakai

F.      Sumber kegiatan sektor kesehatan
1.     Pemerintah, yaitu APBN yang disalurkan ke daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, porsi dana sektor kesehatan yang bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat juga masih tetap membantu pelaksanaan program kesehatan di daerah melalui bantuan dana dekonsentrasi khususnya untuk pemberantasan penyakit menular.
2.     APBD yang bersumber dari PAD (pendapatan asli daerah) baik yang bersumber dari pajak, atau penghasilan Badan Usaha Milik Pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga bisa bersumber dari masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan kesehatan. Dana pembangunan kesehatan yang diserap oleh berbagai sektor harus dibedakan dengan dana sektor kesehatan yang diserap oleh Dinas kesehatan.
3.     Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan) untuk investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.



G.              Asuransi kesehatan
Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari asuransi kesehatan merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengantisipasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan. Alasannya antara lain :
1.     Pemerintah dapat mendiversifikasi sumber-sumber pendapatan dari sektor kesehatan.
2.     Meningkatkan efisiensi dengan cara memberikan peran kepada masyarakat dalam pembiayaan pelayanan kesehatan.
3.     Memeratakan beban biaya kesehatan menurut waktu dan populasi yang lebih luas sehingga dapat mengurangi resiko secara individu.
Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.
a.   Unsur-unsur asuransi kesehatan :
1.  Ada perjanjian
2.  Ada pemberian perlindungan
3.  Ada pembayaran premi oleh masyarakat

b.  Jenis asuransi kesehatan yang berkembang di Indonesia
1.  Asuransi kesehatan sosial (Sosial Health Insurance) Contoh : PT Askes untuk PNS dan penerima pensiun dan PT Jamsostek untuk tenaga kerja swasta.
2.  Asuransi kesehatan komersial perorangan (Private Voluntary Health Insurance)
Contoh : Lippo Life, BNI Life, Tugu Mandiri, Takaful, dll.
3.  Asuransi kesehatan komersial kelompok (Regulated Private Health Insurance)
Contoh : produk Asuransi Kesehatan Sukarela oleh PT Askes.
H.              Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
1.      Pengorganisasian masyarakat
Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong.
Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat
a)  Proses
Pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak disadari oleh masyarakat.
b)  Masyarakat
Bisa diartikan sebagai suatu kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam kelompok yang besar tadi.
c)   Berfungsinya masyarakat (functional community)
Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat.
Melakukan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebut Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat Dilihat dari segi perencanaannya, maka terdapat 2 (dua) bentuk, yaitu Bentuk yang langsung direct , indirec.

I.        Manajemen Data Kesehatan
Cara-cara bagaimana data diorganisasi sehingga didapatkan konsep-konsep, dan dari konsep-konsep tersebut terbentuk hubungan-hubungan Persiapan data untuk analisis Langkah-langkah seperti sorting data, coding data, dan filing Harus dimulai ketika berada di lapangan, bukan sebelum ataupun sesudahnya
Langkah Manajemen Data:
1.  Sorting data Dimulai setelah data pertama didapatkan dan tidak menunggu data menumpuk Mencatat kembali dan memilah-milah data yg didapatkan secara sistematis Catatan yang tidak jelas harus diperjelas, dan dituliskan kembali kekurangan-kekurangannya (dengarkan kembali alat rekam) Informasi dlm sorting data Orang yang ditemui hari ini dan peristiwa yg menyertainya, serta konteks peristiwa yang terjadi (jika FGD, siapa peserta dan karakteristiknya perlu diketahui) Tema atau masalah utama yang didiskusikan dijelaskan/digambarkan sejelas mungkin Tema atau masalah utama yg harus diberi perhatian untuk wawancara selanjutnya Macam-macam data spesifik yg dicari dari masalah-masalah tersebut

2.  Pemberian komentar Setiap set data hendaknya diberi catatan atau komentar untuk meningkatkan mutu data berikutnya dan menggambarkan proses dan isi pengumpulan data yg baru dilakukan Komentar berupa catatan substansi, metode, dan analitik Macam Catatan Substansi: catatan yg berhubungan dengan substansi atau hasil pengumpulan data (topik-topik data yg sudah ada, dan yg perlu dicari lagi) Metode: catatan yg berkaitan dg bagaimana data dikumpulkan (dpt berupa masalah, kesulitan, kesan, dan perasaan yg berkaitan dg cara dan proses pengumpulan data dan peran penelitinya) Analitik: Catatan yg berkaitan dg analisis awal dari hasil pengumpulan data (dpt berupa perta-nyaan baru, kemungkinan hipotesis, tema, dsb)

3.  Langkah coding data Coding data adalah melakukan pemilihan dan pemasukan data ke dalam kategori-kategori Dimulai pada saat sorting data, agar setiap set data dapat dibandingkan dan pola-polanya dapat segera diidentifikasi Kode-kode dikembangkan secara induktif dan menunjuk pada domain umum Setiap set disarankan 3 copy, 1 untuk catatan substansi, metode, dan analitik, 1 untuk analisis, dan 1 untuk master copy .Skema umum koding Setting/content– informasi umum Definisi dari situasi- bagaimana orang mengartikan situasi yang menyertai topik tertentu Perspektif– cara berpikir, orientasi berpikir Aktifitas– perilaku yang biasa terjadi dan pola-polanya Peristiwa atau kejadian khusus Strategi– cara untuk mendapatkan tujuan. Catatan coding Dapat dilakukan dg merancang unit analisis spt “heading” yg relevan, yg diperlukan dalam analisis dan klasifikasi informasi dari semua wawancara Unit/heading ini berupa enumeration unit (berupa angka pasti spt umur, jumlah klg), recording unit (jawaban satu pertanyaan atau indikator) dan context unit (dasar untuk melihat recording unit) Catatan (lanjutan) Pertama dilakukan “open-coding” atau coding data dari aslinya dan kemudian dikelompokkan dlm kategori (clue: data ini menceritakan apa, kategori apa yg sesuai untuk menggambarkan, apa sebenarnya yg terjadi
a)  Lakukan coding baris per baris atau kalimat per kalimat  untuk mendapatkan cakupan teoritis secara memuaskan dan benar-benar dari data (grounded)
b)  Catatan (lanjutan) Lakukan coding sendiri dan tidak hanya sekali untuk meningkatkan sensitifitas peneliti Tuliskan semua ide yang muncul dlm proses coding Relevansi variabel harus didasarkan pada data bukan asumsi
c)   Pembuatan File Pembuatan filing sistem yg efektif dan efisien sangat penting dlm proses analisis Tantangan peneliti adalah membuat data narrative menjadi sistem penyimpanan dimana peneliti dapat secara mudah mengatur dan menariknya lagi untuk kepentingan yang akan datang terutama dalam penulisan laporan
d)  File Fieldwork File yg berisi bahan-bahan dalam proses pelaksanaan penelitian, yaitu langkah-langkah prosedur dalam pengumpulan data, pengalaman pribadi, perasaan dan observasi yg mungkin mempengaruhi pengumpulan data, masalah logistik yg dihadapi, dsb. Untuk mempermudah peneliti dlm menuliskan laporan penelitian untuk bab metode dan strategi penelitian
e)   Mundane File Adalah file yg berisi data orang-orang, tempat, organisasi, dokumen, dll Harus diarahkan sedemikian rupa sehingga informasi dpt dikelompokkan di bawah kategori yg jelas shg mudah untuk dilihat kembali Dg interview mendalam yg dilakukan terhadap seseorang, peneliti harus mempunyai folder ttg orang tsb, misalnya riwayat hidup, kegiatan yg dilakukan, susunan keluarga, sumber material, dsb
f)    Analytic File Ketika peneliti melihat kembali catatannya, dia harus menganalisa dan menginterpretasi data secara tajam pola-pola perilaku dan mencari arti yang tersirat dari observasi dan interview Analisis awal tsb harus ditulis secara singkat atau komprehensif dan dimasukkan bersama dg data yg relevan ke dalam folder yang diberi label ttt sesuai dg kategorinya
g)  Analytic (lanjutan) File analitik adalah apa yg dilakukan peneliti thd printout data Lembaran analisis harus berisi tema utama, kesan, dan ringkasan ttg apa yg muncul waktu wawancara dan bgmn printout data berhubungan dengan hal tsb. Lembaran analisis dpt juga berisi penjelasan, spekulasi, dan hipotesis ttg masyarakat secara luas sebagaimana terdapat dalam permasalahan penelitian
h)  Data analysis tools Dalam analysis, terdapat bermacam-macam alat untuk mengembangkan proses tersebut àGraphic -  untuk menggambarkan tren/arah dan pemahaman, misal àflowchart, growth chart, organizational chart Causal network  menggambarkan hubungan determinan, misal faktor yg mempengaruhi diterimanya imunisasi, yaitu mulai dari kehamilan sampai kelahiran yang dilihat dari kesehatan dan dukun
i)    Analysis tools Taksonomi atau klasifikasi kelompok à yaitu klasifikasi lokal tentang sesuatu hal, misal ttg diare yang berbeda antara anak dan dewasa, baik dalam àgejala, keparahan, penyebab, dsb. Cluster variable  mengumpulkan data cluster yang saling berhubungan, misal lamanya menyusui dg insiden àkurang gizi di Thailand Mapping  memberi informasi ttg lokasi dan untuk mengidentifikasi jaringan sosial, hubungan antara lingkungan dan perilaku, dsb.
j)    Analysis tools Harap diingat bahwa tools tersebut di atas adalah cara untuk membantu peneliti untuk memilah dan mengorganisasi data Harap diingat bahwa tools tsb harus didasarkan pada ide pencarian pola-pola dari peristiwa, perilaku, atau fenomena lain atau disebut pattern-matching
k)  Catatan analysis Dalam analisa peneliti harus dapat menjelaskan motif atau alasan dibalik suatu fenomena (building-explanation), yg dapat diambil dari beberapa sumber Bukti empiris (yg dicari peneliti) Catatan atau laporan orang lain di bidang atau di daerah tersebut Teori dan atau kerangka konsep yg spesifik untuk membantu mengkaitkan data ke dalam gambaran menyeluruh
l)    Manajemen dan analisis FGD Sistem coding yg formal harus dilakukan untuk FGD, jika terjadi salah satu situasi berikut ini: Jumlah FGD cukup besar, lebih dari 20 FGD cukup panjang (per FGD 15 hal transkrip) Tim peneliti akan melanjutkan atau menambah kelompok setiap waktu
Coding FGD Merupakan pertanyaan dan kategori penting dalam penelitian Mulai dengan pertanyaan inti Dielaborasi dengan data berdasarkan isi wawancara Melihat respons kelompok dan variasi dalam kelompok, kemudian dijelaskan, dan kelompok dan variasi dipertimbangkan, kesimpulan keseluruhan disajikan
Kedudukan kualitatif dalam kuantitatif Stage of familiarization Digunakan untuk mencari informasi yang penting untuk mengembangkan tahap dan alat penelitian selanjutnya Stage of investigation Untuk membuat kuesioner survey formal atau pedoman pertanyaan Stage of revealing Digunakan setelah survey dilakukan atau rapid assessment procedure (RAP)
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

    Manajemen data kesehatan adalah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik, dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau rumah sakit
Fungsi manajemen data kesehatan
1.   Sebagai planning (perencanaan)
2.   Sebagai organizing (pengorganisasian)
3.   Sebagai Actuating
4.   Sebagai controlling (monitoring)
Kegiatan manajemen data dalam kesehatan
1.  Pengumpulan Data
2.  Integritas dan Pengujian
3.  Penyimpanan
4.  Pemeliharaan
5.  Keamanan
6.  Organisasi
7.  Pengambilan
DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo ( 2003 ) manajemen rumah sakit Jakarta : pustaka  Sinar Harapan
Greef, Judith A. ( 1996 ), komunikasi kesehatan dan perubahan perilaku. Djokjakarta:           Gadjah Mada University Press.
Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan,ed.2. Jakarta : EGC
Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.
Andri Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2003.
Jogiyanto H.M., Akt., Ph.D., Analisis Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.
Witarto, Memahami Sistem Informasi, Penerbit Informatika, 2004.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar